:::: MENU ::::

PENDIDIKAN KUNCI UTAMA KEMAJUAN BANGSA

  • Learning Management System

  • Coding dan Algoritma

  • Artificial Intelligence Sejak Dini.

KREATIF, INOVATIF, INSPIRATIF, BERAKHLAQ DAN BERDEDIKASI TINGGI.

Thursday, May 8, 2025

Belajar coding dengan bantuan AI bisa memberikan banyak manfaat, seperti pembelajaran yang lebih efisien dan personal, serta akses ke sumber daya pembelajaran yang lebih luas. AI dapat membantu dalam berbagai tahap, mulai dari pemahaman konsep dasar hingga penulisan dan debug kode. 



Berikut beberapa cara bagaimana AI dapat membantu dalam proses belajar coding:
Membantu pemula:
AI dapat memberikan penjelasan yang mudah dipahami tentang konsep coding, memberikan contoh kode, dan bahkan membantu dalam menyelesaikan tugas pemrograman pertama. 
Meningkatkan efisiensi:
AI dapat membantu dalam menulis kode yang lebih efisien, mendeteksi kesalahan (bug) dengan cepat, dan bahkan mengotomatisasi tugas-tugas berulang. 
Pembelajaran yang dipersonalisasi:
AI dapat menyesuaikan materi pembelajaran dengan gaya belajar dan tingkat pengetahuan individu, sehingga proses belajar menjadi lebih efektif. 
Akses ke sumber daya yang lebih luas:
AI dapat memberikan akses ke berbagai sumber daya pembelajaran, seperti tutorial, forum diskusi, dan contoh kode, yang dapat membantu dalam memperluas pemahaman. 
Eksperimen yang aman:
AI memungkinkan untuk bereksperimen dengan berbagai konsep dan teknik tanpa takut merusak sistem, sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan kepercayaan diri dalam coding. 
Pembelajaran sepanjang hayat:
AI dapat terus memperbarui dan meningkatkan materi pembelajaran sesuai dengan perkembangan teknologi, sehingga memungkinkan untuk terus mengembangkan keterampilan coding. 
Membantu dalam debugging:
AI dapat membantu dalam mendeteksi dan memperbaiki kesalahan kode, serta memberikan saran tentang bagaimana memperbaiki masalah. 
Memudahkan pemahaman kode:
AI dapat memberikan penjelasan tentang kode yang ditulis, membantu memahami logika di balik kode, dan bahkan membantu dalam mengidentifikasi bagian kode yang perlu diubah. 
Alat bantu dalam bahasa pemrograman baru:
AI dapat membantu dalam mempelajari bahasa pemrograman baru, memberikan saran kode, dan bahkan membantu dalam memahami sintaks dan konsep yang baru. 
Meningkatkan kreativitas:
AI dapat membantu dalam menemukan solusi kreatif untuk masalah pemrograman, bahkan memberikan ide-ide baru yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya. 

Beberapa contoh AI yang dapat digunakan untuk belajar coding antara lain:

ChatGPT:
AI yang dapat berinteraksi berbasis teks dan membantu dalam memahami konsep coding, memberikan saran kode, dan bahkan membantu dalam debug. 
GitHub Copilot:
Asisten AI yang memberikan saran kode secara real-time selama proses pemrograman, membantu menyelesaikan kode, dan bahkan melakukan pengujian otomatis. 
Codey API:
Model AI yang dapat membuat kode, mendukung chat, dan membantu dalam menyelesaikan kode. 
DQLab:
Platform edukasi yang mengintegrasikan fitur ChatGPT dan menggunakan metode pembelajaran hands-on, experiential learning, dan outcome-based, yang dirancang ramah untuk pemula. 
Codium AI:
AI yang dapat memberikan saran kode, memberikan penjelasan yang jelas, hingga melakukan pengujian otomatis, serta mendukung integrasi dengan banyak bahasa pemrograman. 
Qodo:
Asisten kode AI dengan kemampuan pembuatan kasus uji yang canggih dan saran kode yang cerdas. 
Tabnine:
AI yang memberikan smart completion, membantu menyelesaikan kode dengan akurat, memperbaiki kesalahan, membantu refactoring, hingga menyediakan dokumentasi otomatis. 

Dengan memanfaatkan AI dalam belajar coding, Anda dapat meningkatkan efisiensi, mempercepat proses belajar, dan bahkan meningkatkan pemahaman tentang konsep-konsep yang lebih kompleks.

Dalam esainya, Pam Rutledge menyampaikan bahwa aktivitas coding memungkinkan individu untuk memecahkan masalah yang rumit menjadi bagian-bagian yang dapat dikelola, mengidentifikasi pola, dan merancang solusi efisien yang dapat diterapkan di dunia nyata. Aktivitas pengkodean juga dapat meningkatkan resiliensi dan kemampuan beradaptasi karena aktivitas pembelajaran terus menerus dari kesalahan dalam pemrograman yang biasa sebut sebagai debugging.  

Lebih lanjut, kegiatan pengkodean juga dapat dikenalkan sejak usia dini bahkan tanpa melibatkan teknologi apapun, misalnya dengan mengenalkan pola, urutan hal, dan sebab-akibat. Anak-anak yang belajar coding memiliki kemampuan berpikir logis yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang tidak. Coding juga mempersiapkan anak-anak untuk menghadapi dunia kerja di masa depan, di mana teknologi dan otomatisasi memainkan peran penting. Dengan coding, anak-anak tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga kreator yang dapat mengembangkan solusi inovatif.

Meskipun pada realitasnya,  selama ini coding sering dianggap sebagai proses yang rumit dan sulit diimplementasikan, terutama bagi anak-anak di jenjang sekolah dasar. Apalagi mengingat pernyataan Menteri Pendidikan, Prof. Abdul Mu’ti dua bulan yang lalu mengenai wacana masuknya kurikulum coding dan Artificial Intelegency (AI) sebagai mata pelajaran pilihan di jenjang sekolah dasar sempat membuat gurunetz geger di dunia maya. Sebagian mendukung rencana progresif tersebut untuk menyambut era digital, sebagian lagi tentu menyatakan kontra terkait kesiapan daya dukung, sumber daya, dan kemampuan siswa yang dianggap belum mampu menjangkau materi pemrograman.


Namun kiranya insan pendidikan tidak perlu merasa khawatir. Kemunculan Scratch, sebuah platform berbasis web yang dikembangkan oleh MIT Media Lab, menjadi angin segar dalam dunia pendidikan. Scratch dirancang untuk mempermudah anak-anak, baik di jenjang SD maupun SMP untuk belajar coding melalui antarmuka yang menarik dan intuitif. Platform web Scratch dapat diakses dengan mudah karena pengguna hanya perlu membuat akun. Bahasa pemrograman yang digunakan dirancang dalam bentuk blok-blok puzzle berwarna-warni yang menarik sehingga memudahkan pengguna untuk memulai belajar coding bahkan tanpa pengalaman sekalipun. Di dalam platform tersebut juga disertai tutorial yang sangat lengkap terkait penggunaan fitur-fitur, silabus pembelajaran, tutorial penggunaan proyek, jutaan ide proyek, berbagi hasil proyek dengan scratcher—pengguna scratch lainnya, tergabung dalam komunitas pengguna scratch di dunia serta panduan lengkap untuk siswa, pendidik, bahkan orang tua. Artikel ini akan membahas implementasi coding menggunakan web Scratch, termasuk kelebihan, kekurangan, cara penggunaannya, dan manfaat yang dapat diperoleh oleh penggunanya.

Mengapa Memilih Scratch?

Scratch adalah salah satu alat terbaik untuk memperkenalkan coding kepada anak-anak. Dengan menggunakan pendekatan visual berbasis blok, Scratch menghilangkan kerumitan sintaksis yang sering menjadi hambatan utama dalam belajar coding. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan Scratch:

Kelebihan Scratch

Scratch menggunakan blok warna-warni yang dapat disusun seperti puzzle, sehingga memudahkan  anak-anak memahami konsep coding tanpa perlu mengetik kode. Platform Scratch juga dapat diakses melalui web di berbagai perangkat tanpa perlu mengunduh aplikasi tambahan, namun tentu saja untuk mendapatkan tampilan terbaik sangat disarankan untuk menggunakan laptop, komputer maupun tablet. Selain itu, pengguna Scratch dapat bergabung dalam komunitas scratcher, tempat mereka berbagi proyek, mendapatkan masukan, dan belajar dari orang lain. Untuk tampilan web terbaru, pengguna dapat melakukan remix proyerk (mengedit dan membagikan ulang proyek scratcher lain sesuai kebutuhan). Dengan menggunakan Scratch, anak-anak dapat dengan mudah memvisualisasikan ide mereka dalam bentuk animasi atau game interaktif. Saat ini sudah banyak sekali kelas-kelas kursus coding untuk anak yang menggunakan Scratch sebagai media pembelajarannya.

Kekurangan Scratch

Tentu saja Scratch juga memiliki beberapa keterbatasan, mengingat bahasa pemrograman yang digunakan cukup sederhana. Scratch lebih cocok digunakan untuk pemula dan kurang sesuai untuk pengembangan aplikasi atau proyek yang kompleks misalnya untuk analisis data, pengembangan aplikasi, website dan lainnya. Penggunaan Scratch berbasis web juga sangat membutuhkan koneksi internet yang stabil sebagai bahan bakar utama. Hal ini tentu saja bisa menjadi tantangan di daerah tertentu. Selain itu, Scratch tidak mendukung sintaks pemrograman tingkat lanjut seperti C+, Python, SQL, atau JavaScript, sehingga perlu dilengkapi dengan alat lain jika pengguna ingin belajar pemrograman lebih mendalam.

Cara Menggunakan Scratch untuk Coding di Jenjang Sekolah Dasar

Scratch dirancang agar mudah digunakan oleh siapa saja, termasuk anak-anak di jenjang sekolah dasar. Berikut ini merupakan langkah-langkah dasar penggunaannya:

  1. Akses Website: Kunjungi https://scratch.mit.edu.
  2. Lakukan pendaftaran akun: Untuk menyimpan proyek dan berjejaring dalam komunitas, buat akun secara gratis. Anda tidak wajib menggunakan nama lengkap untuk menghindari penggunaan data yang tidak diinginkan. Sebaiknya gunakan nama alias saat mendaftarkan akun.
  3. Membuat proyek: Pilih opsi “Create” untuk memulai proyek baru.
  4. Antarmuka Scratch: Anak-anak dapat menggunakan blok di kategori seperti Motion, Looks, Sound, dan Control untuk membuat animasi atau game. Setiap blok dilengkapi dengan tutorial dan penjelasan dalam bentuk video secara lengkap dan disertai pilihan bahasa untuk berbagai negara. Pengguna dapat mengikuti intruksi dari video tutorial untuk memahami fungsi dari setiap blok.
  5. Menambahkan karakter dan latar belakang: Scratch menyediakan berbagai karakter (sprite) dan latar belakang yang dapat dipilih atau dibuat sendiri. Pengguna juga dapat mengunggah sprite pilihannya dari perangkat komputer pribadi atau memanfaatkan beragam sprite yang telah disediakan oleh web.
  6. Menguji proyek: Setelah selesai menyusun blok, klik bendera hijau untuk menjalankan proyek dan melihat hasilnya.
  7. Berbagi proyek: Proyek yang selesai dapat diunggah dan dibagikan di komunitas Scratch, di mana pengguna lain dapat memberikan komentar atau saran.
Proyek yang dihasilkan menggunakan Scratch sangat beragam, mulai dari animasi sederhana, musik digital, media pembelajaran interaktif, kuis interaktif, animasi edukatif, komik digital, story telling, hingga game interaktif. Scratch tidak hanya menawarkan alat untuk coding, tetapi juga ekosistem belajar melalui komunitas global yang dinamis. Menurut hemat penulis, Scratch adalah solusi yang ideal untuk mengatasi stigma bahwa coding sulit dipahami dan hanya ditujukan untuk orang dewasa. Dengan antarmuka visual, fitur kreatif, dan komunitas global, Scratch mempermudah anak-anak di jenjang SD dan SMP untuk belajar coding sambil bermain. Agar implementasi Scratch lebih maksimal, guru dan orang tua perlu mendampingi anak-anak dalam menggunakan platform ini. Sekolah juga disarankan untuk memasukkan coding sebagai bagian dari kurikulum, dengan memanfaatkan alat seperti Scratch untuk membangun generasi yang kreatif, kritis, dan siap menghadapi tantangan masa depan. Dengan Scratch, belajar coding menjadi menyenangkan dan inklusif.

Referensi :
https://www.nusidoarjo.or.id/belajar-coding-sejak-dini-siapa-takut/5/
Silabus coding untuk SD dan SMP umumnya meliputi pengenalan konsep pemrograman, algoritma, dan bahasa pemrograman yang disesuaikan dengan level usia. Materi biasanya dimulai dengan pemrograman visual, kemudian beralih ke bahasa pemrograman seperti Python atau JavaScript. 


Pengantar Pemrograman:
Pengertian dasar coding dan manfaatnya.
Pemrograman visual (drag-and-drop) untuk membuat program sederhana.
Pengenalan konsep logika dan algoritma.

Pemrograman Visual:
  • Menggunakan platform seperti Scratch atau Kodear untuk membuat program interaktif (game, animasi, cerita).
  • Belajar menggunakan blok kode untuk membuat karakter bergerak, membuat suara, dan membuat interaksi.
  • Membuat program sederhana seperti kalkulator, permainan sederhana, dan cerita interaktif.
  • Bahasa Pemrograman (Visualisasi):
  • Pengenalan dasar-dasar bahasa pemrograman (seperti Python atau JavaScript) melalui pendekatan visual.
  • Membaca dan memahami kode sederhana.
  • Membuat program visual dengan menggunakan kode.
Proyek:
  • Membuat proyek-proyek kecil yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, seperti membuat permainan sederhana, animasi, atau presentasi interaktif.
  • Membuat game petualangan sederhana, atau simulator pergaulan.

Silabus Coding SMP (Sekolah Menengah Pertama)
  • Perdalam Konsep Pemrograman:
  • Pemrograman visual (jika belum dipelajari di SD).
  • Pengantar konsep algoritma dan struktur data.
  • Pemrograman visual dan pengenalan bahasa pemrograman yang lebih formal (Python atau JavaScript).
Bahasa Pemrograman (Formal):
  • Mempelajari sintaks bahasa pemrograman Python atau JavaScript.
  • Membuat program sederhana seperti kalkulator, pengolah data, atau aplikasi web sederhana.
  • Belajar menggunakan variabel, kondisi, loop, dan fungsi.

Proyek:
  • Membuat proyek yang lebih kompleks, seperti:
  • Aplikasi web sederhana.
  • Game sederhana.
Simulasi.
  • Program pengolah data.
Pendalaman:
  • Memperdalam pemahaman tentang algoritma dan struktur data.
  • Mempelajari konsep pemrograman yang lebih maju (OOP, database, dll.).
Contoh Alat dan Platform Coding:
Scratch:
Platform pemrograman visual yang mudah digunakan untuk membuat game dan animasi. 
Kodear:
Platform pemrograman visual lainnya yang memungkinkan siswa membuat program interaktif. 
Python:
Bahasa pemrograman populer yang mudah dipelajari dan digunakan untuk berbagai aplikasi. 
JavaScript:
Bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat website interaktif dan aplikasi web. 
Catatan:
Silabus ini bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.
Penting untuk menekankan aspek kreatif dan inovatif dalam pembelajaran coding.
Pembelajaran coding dapat dilakukan secara individual, berkelompok, atau melalui kegiatan ekstrakurikuler. 
Penggunaan platform online seperti Tynker.com dapat menjadi pilihan untuk belajar coding di rumah.

Coding adalah proses mengolah kode dengan bahasa pemrograman tententu untuk memerintahkan perangkat komputer menjalankan suatu program. Setiap kode yang ditulis oleh programmer akan menginstruksikan mesin untuk menyelesaikan tindakan tertentu, layaknya buku panduan.

Sedangkan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah teknologi yang dibuat manusia agar sistem komputer mampu meniru kemampuan intelektual manusia sehingga dapat mengenal suara, mengenal wajah, mengambil keputusan, dan memecahkan masalah. AI melibatkan pemrograman sehingga berkaitan erat dengan coding.


Coding dan artificial intelligence (AI) direncanakan menjadi mata pelajaran pilihan di jenjang SD dan SMP pada kurikulum tahun ajaran mendatang (TA 2025/2026), sesuai dengan yang disampaikan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Indonesia, Prof. Abdul Mu’ti setelah meninjau pembelajaran coding di SMP Prima Cendekia Islami, Rabu (20/11/2024).
Wakil Presiden Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, juga memberikan pernyataan dalam sambutannya di rapat koordinasi evaluasi pendidikan dasar dan menengah di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan, Senin (11/11/2024), bahwa Indonesia membutuhkan ahli-ahli coding, AI, dan machine learning, yang tidak kalah dengan India, untuk mencapai Indonesia Emas pada tahun 2045.

Sesungguhnya, pembelajaran dasar tentang coding untuk tingkat SD dan SMP tidak harus selalu mengetik kode menggunakan komputer, melainkan bisa menggunakan media lainnya untuk memudahkan siswa memahami konsep dasar.

Hal ini dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran coding sesuai dengan tingkatan dan kemampuan sekolah. Mata pelajaran coding diharapkan bisa meningkatkan kemampuan numerasi dan berpikir kritis sehingga siswa dapat menyelesaikan masalah dengan sistematis.

Bagaimana Coding dan AI Diajarkan di Sekolah?

Beberapa bentuk materi coding yang dapat diajarkan kepada siswa menurut Nisfu Asrul Sani, Dosen Sistem Informasi ITS, di antaranya visual programming seperti Scratch, Blockly, dan Code.org. Siswa dapat membuat program dengan cara drag-and-drop blok kode seperti menyusun puzzle sehingga tidak perlu mengetik kode sintaks yang rumit. Hal ini tentu memudahkan siswa memahami logika pemrograman.

Coding juga bisa dipelajari melalui game-based-learning menggunakan game yang bersifat edukatif seperti Minecraft Education Edition dan Roblox Studio. Dengan game tersebut, siswa dapat melakukan modifikasi seperti membuat bangunan dan dunianya sendiri di dalam game.

Kemudian unplugged coding, yakni belajar coding tanpa menggunakan komputer melalui permainan kartu, board game, atau aktivitas fisik. Memberikan instruksi secara verbal maupun menggunakan kartu intruksi dalam bermain robot akan membantu siswa memahami konsep dasar coding dan algoritma AI.

Materi coding dan AI akan diberikan mulai dari kelas 4 SD. Mata pelajaran ini pun masih menjadi mata pelajaran pilihan karena pertimbangan sarana dan prasarana sekolah yang harus mumpuni.

Adapun coding sudah diterapkan di beberapa sekolah di Jakarta dan Aceh. Mendikdasmen juga membuka peluang untuk merekrut tenaga pengajar atau bekerja sama dengan lembaga pelatihan coding dan AI, serta meningkatkan kompetensi guru dalam bidang ini.

Kurikulum berisi coding dan AI ini memang masih perlu banyak perencanaan yang matang agar memberikan manfaat yang maksimal bagi dunia pendidikan. Namun, kita perlu mengetahui bahwa belajar coding dan AI itu penting agar dapat survive di tengah gempuran digitalisasi.

Coding juga efektif dalam mengajarkan cara berpikir kritis dan sistematis untuk memecahkan masalah, serta memberikan kesadaran bahwa manusia tetap punya andil besar dalam dunia digital. Coding dimanfaatkan dalam artificial intelligence yang dibuat untuk membantu pekerjaan manusia, bukan sepenuhnya menggantikan pekerjaan manusia.


Referensi:

  • https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/ybDj0VAK-ini-tiga-materi-coding-yang-cocok-dikenalkan-ke-siswa-sd-dan-smp
  • https://www.detik.com/edu/sekolah/d-7637982/bagaimana-coding-dan-ai-akan-diajarkan-di-sd-smp-ini-kata-kemendikdasmen
  • https://www.suaramerdeka.com/pendidikan/0413996519/pelajaran-coding-akan-diterapkan-mulai-tahun-ajaran-baru-untuk-jenjang-sd-dan-smp
  • https://www.tempo.co/politik/coding-dan-ai-untuk-sd-dan-smp-harus-berkelanjutan-hingga-mata-pelajaran-pilihan-1168791
  • https://www.tempo.co/sains/coding-akan-masuk-kurikulum-sd-mengenal-proses-pemrograman-ini-1168178
A call-to-action text Contact us